Jumat, 31 Oktober 2014

Perasaan ini (Cerpen)

Perasaan Ini *Cerpen*

"Aku sayang kakak..." ucapku kepada seorang pemuda yang menjadi salah satu seniorku di SMA NAIFANAS ini.

Aku tahu bahkan sangat amat tahu dengan pengakuanku yang dapat dibilang terlalu spontan itu dapat dengan mudahnya menjatuhkan harga diriku sebagai seorang gadis dihadapan seniorku ini.

Terbukti dengan raut wajah milik seniorku itu yang tengah menatap ku dengan tatapan aneh yang terlalu sulit aku artikan!

Tapi. Hey percayalah semua ini sudah aku pikirkan dengan sangat amat matang kok. Karena aku memang sudah tak dapat menyembunyikan hal ini terlalu lama. Mungkin kalian akan menatap ku dengan tatapan jijik.

Namun, aku tak memperdulikannya! Kalian cukup menjadi penonton saja disini. Okey :)

"Buang perasaanmu itu jauh jauh!!" ujar seniorku itu. Sekarang pemuda itu malah melangkahkan kakinya pergi dari hadapanku.

Hey! Apakah ada yang salah dengan ucapanku barusan? Kenapa pemuda itu malah bersikap acuh tak acuh seperti ini kepadaku ?

Karena binggung dan aku pun membutuhkan penjelasan yang sangat sejelas jelasnya aku pun pergi menyusulnya. Mumpun pemuda itu belum pergi terlalu jauh.

"Hey! Kak tunggu!!" panggilku menghadang dirinya dengan memotong jalan pemuda itu tepat dihadapannya.

Senior ku itu berhenti melanjutkan acara berjalannya lalu menatapku bingung.

"Kenapa ?" tanyanya datar.

"Kenapa ?" tanyaku balik, emosi pun mulai terasa ditiap intonasi nada suaraku.

"Kenapa kakak bilang? Harusnya aku yang bilang begitu!" lanjutku sewot.

Pemuda itu menatap wajahku dengan salah satu alisnya yang terangkat tinggi. Heh! Sungguh menjijikan saat melihatnya seperti itu !

"Maksudmu apa ?" tanyanya masih dengan ekspresinya yang datar.

"Kenapa kakak menyuruhku untuk membuang jauh jauh perasaanku kepada kakak?" tanyaku setelah menghembuskan nafas kesalku dengan intonasi nada yang aku coba untuk menurunkan volume suaraku yang sebelumnya terdengar sangat emosi.

"Kamu ingin tahu ?" tanyanya tanpa ekspresi sedikitpun diwajahnya. Hey! Apakah memang pemuda ini tak mempunyai ekspresi wajah lain? Selain datar dan tanpa ekspresi!

"Iya! Cepatlah beritahu padaku !"

"Karena aku tak mencintaimu !" ujarnya dingin.Entah kenapa aku merasakan ada salah satu organ didalam tubuhku yang terasa nyeri dan rasanya sungguh sakit sekali. Apakah ini yang orang namakan dengan sakit hati?

"Ta..tapi..tapi kenapa?" tanyaku agak terbata bata. Biarpun begitu aku ingin sekali tahu kenapa senior dihadapanku ini tak membalas perasaanku.

"Karena kau bukan tipeku..." jawabnya cuek.

Dan sekarang aku benar benar merasakan sakit hati dan apa itu yang orang orang bilang cinta bertepuk sebelah tangan.Sungguh! Bukannya aku lebay. Tapi rasanya sungguh sangat sakit banget!

"Kalau begitu makasih. Dan maaf karena aku sudah lancang mencintai kakak!" ujarku pelan seraya menahan rasa sakitku dan langsung segera aku berlari. Menuju kemana pun tempat yang kaki ku tuju.

[END]

Jealous?

FF KOREA
◐Anita_Avianti
Title : Jealous???
Rate : Teen (Remaja)
Pairing : Jung Hye Rim (Eunji A-pink), Kim Jong In (Kai EXO K) and Kang Jiyoung
Genre : School-life and Romance

♪♪

"Kai tunggu..."

"Mworago?" Tanya Kai begitu mendapati Jiyoung sudah ada dihadapannya.

"Kau lupa? Pada kelas musik kita satu kelompok..."

"Lalu?"

"Ya lalu kita akan mulai mencari lagu untuk diaransemen. Jadi kapan kita mulai? aku harus kerumahmu atau bagaimana?" Tanya Jiyoung.

Kai tak langsung menjawab, namja itu menatap seorang yeoja disampingnya, yeoja itu, yeojachingunya. Yang entah kenapa sejak tadi memilih diam. Apakah dia marah?

"Yak! Kenapa kau terdiam? Jadi bagaimana?" Rupanya Jiyoung sungguh tak sabar akan jawaban Kai yang menurutnya lambat sekali.

"Hn, besok pada jam istirahat saja kita berlatih diruang musik sekolah."

"Tidak bisa! aku kan harus mengisi perut, bagaimana kalau sore ini saja? Dirumahku? Ada sebuah piano disana."

Sekali lagi Kai menoleh kearah yeojachingunya yang tampak tengah menyibukkan diri dengan memandang lekat sepatu sekolahnya.

"Anniyo, diperpustakaan Seoul saja. Kita cari referensi dulu, bukannya tak jauh dari sana ada sebuah grand piano?"

"Arraseo, kalau begitu aku pergi dulu. Sampai jumpa Kai-ssi dan sampai jumpa juga Eunji-ah." Dengan wajah yang tampak bahagia, Jiyoung berjalan menjauhi Kai dan Eunji menuju gerbang sekolah.

"Dia menyukaimu." Kai menoleh dan mendapati Eunji yang tengah menatapnya datar.

"Aku tahu. Tapi dia kan juga tahu kalau aku sudah memiliki yeojachingu yang berada disampingku ini." Kai tersenyum.

"Aku tahu." Eunji balas tersenyum. Lalu mengikuti langkah Kai yang sudah menariknya untuk segera pergi.

♪♪

From : Si namja berkulit tan :D
Hey, sore ini aku ada tugas kelompok bersama Jiyoung, Seperti yang kau dengar tadi, diperpustakaan kota. Pulangnya aku akan menelponmu...
Saranghae

Eunji tersenyum setelah membaca pesan yang dikirim oleh namjachingunya itu. Kalau boleh jujur, sebenarnya Eunji cemburu karena dia tahu kalau Jiyoung menyukai Kai dan usaha yeoja itu untuk mendekati Kai terbilang sangat kekeh.

Tapi Eunji percaya pada Kai, lagipula namjachingunya itu selalu memberi kabar tanpa dia suruh, seperti saat ini.

Apa ada alasan lagi untuk membuat Eunji tidak mempercayai Kai?

♪♪

"Kau sudah mencoba mendekati Kai selama dua bulan terakhir ini, apa tidak lelah? Bahkan kulihat Kai masih tetap bersama dengan Eunji."

Eunji yang semula hendak menemui Kai dikantin pun cukup terkejut saat samar-samar mendengar namanya dan Kai disebut-sebut dibalik pintu toilet.

Siapa yeoja yang tengah membicarakan dirinya dengan Kai?

"Ya, habis mau bagaimana lagi? Semua cara sudah aku tempuh, bahkan aku sudah menggoda Kai, tapi namja itu tetap saja mengacuhkanku. Coba saja kalau kemarin Kai setuju untuk mengerjakan tugas dirumahku. Aku pasti akan menggodanya hingga dia bertekuk lutut padaku."

Oh astaga... Eunji sangat mengenal suara ini, ini suara Jiyoung .

Apa sebegitu terobsesinya Jiyoung kepada Kai hingga berani berbuat nekat seperti itu?

Walau Eunji merasa mengasihani sifat Jiyoung tapi Eunji juga tidak dapat menutupi kebanggaannya kepada Kai. Namja itu ternyata memang benar mencintainya, buktinya Kai tidak tergoda oleh Jiyoung bukan?

"Eunji. Yeoja itu. Aku tidak yakin dia benar-benar mencintai Kai. Bahkan saat aku menggoda Kai tepat dihadapannya, dia tampak tidak peduli dan tidak cemburu. Bukankah cemburu tandanya cinta?"

"Itu karena aku mempercayai Kai, namjachinguku itu." Jiyoung dan temannya itu tampak membulatkan kedua matanya saat melihat Eunji sudah berdiri dipintu toilet.

"Eunji-ah..."

"Sebelumnya aku mau berterimakasih kepadamu Jiyoung karena sudah menggantikanku untuk mengetes kesetiaan Kai padaku. Dan ternyata Kai benar-benar mencintaiku bukan? Jadi, bisakah kau tidak mengganggunya lagi? Kurasa usahamu selama dua bulan ini sudah cukup membuktikan kalau Kai hanya mencintaiku dan tidak tertarik kepadamu bukan?"

Jiyoung tampak menundukkan kepalanya saat mendengar penuturan Eunji itu.

Entahlah, apa yeoja itu merasa bersalah?

"Sekali lagi, terimakasih Jiyoung-ah."

Eunji dengan cepat langsung berbalik hendak pergi, namun baru saja berbalik, sudah ada tubuh tegap Kai yang menatapnya dengan bangga.

"Kai..."

"Pernahkan aku bilang kalau aku bangga memiliki yeojachingu sepertimu?" Tanya namja berkulit tan itu.

"Kurasa belum." Jawab Eunji dengan tersenyum.

"Kalau begitu akan kuucapkan sekarang. Aku Kim Jong In sangat bangga pada Jung Eunji. Dan juga aku sangat mencintainya." Ucap Kai sebelum akhirnya mengecup kening Eunji. Kecupan ringan pertanda cinta.

"Tak peduli berapa banyak yeoja yang mendekati dan menggodamu karena aku percaya cintamu hanya untukku." -Eunji-

"Tak peduli cemburu atau tidaknya kau padaku, karena yang terpenting buatku adalah Kau mencintai dan mempercayaiku. Itu sudah cukup." -Kai-

[END]

Selasa, 21 Oktober 2014

Ask Super Junior

Talk Show Super Junior☆

MC: Apa yang kalian pertahankan dari boyband “Super Junior”?

Leeteuk: Peri kami! Kami akan bertahan demi peri kami! Tetapi, jika peri kami tidak ada, maka kami juga tidak ada!

Eunhyuk: kami mencintai peri kami. Apapun akan kami pertahankan demi peri kami.

MC: Apa yang kalian lakukan untuk “peri” kalian supaya tidak sedih?

Sungmin: Aku akan melakukan apapun untuk peri kami supaya tidak sedih. Kami akan menghibur mereka disaat kami konser. Kami tau banyak yang tidak bisa melihat kami konser tapi kami selalu membuat hal-hal lucu bahkan konyol diatas panggung untuk menghibur peri kami disana yang tidak bisa melihat kita secara langsung, sebisa mungkin kami akan membuat senyuman itu muncul dibibir mereka.

Donghae: Aku mencintai peri kami. Mereka adalah family kami, kami tidak akan pernah membuat mereka sedih, sebisa mungkin kami akan membuat peri kami senang, bahagia, tersenyum, bahkan tertawa. Kami ada karena mereka ada, kami berjanji tidak akan mengecewakan mereka.

MC: Apa kalian pernah mengalami penyesalan? Penyesalan apa itu?

Kangin: Pernah. Kami menyesal, kami pernah membuat peri kami sedih dengan berita-berita yang beredar. bahkan mereka sampai menangis tersedu-sedu dengan hal-hal yang kami buat.

Ryeowook: Aku menyesal kenapa beberapa peri kami meninggalkan kami? Hanya karena ada boyband baru yang masih muda. Aku menyesal kenapa peri kami tidak setia? bahkan aku berharap peri kami selalu setia untuk kami selamanya.

MC: Apa yang akan kalian katakan untuk peri kalian?

Siwon: Kami minta maaf jika selama kalian menjadi peri kami kalian selalu sedih dengan tingkah kami. Tetapi, ingatlah kami adalah family kalian, jangan bersedih tentang kabar apapun itu. Percayalah Tuhan ada disisi kita. Jadi, aku mohon periku jangan bersedih, tersenyumlah untuk kami, jika kalian bersedih kami merasa bersalah.

Heechul: Aku minta maaf karena meninggalkan kalian selama 2 tahun! Aku merasa rindu dengan kalian! Dulu, aku ingin mendengar suara kalian yang ikut bernyanyi dengan kami saat kami konser! Semasa wajib militer, aku selalu memikirkan kalian.

MC: Apa hal terburuk yang pernah kalian alami?

Kyuhyun: Kecelakaan! waktu itu aku beranggapan bahwa aku mati tetapi ternyata tidak. Aku juga nyaris kehilangan pita suaraku. Aku juga harus terapi penyembuhan sangat lama. Aku menyesal tidak bisa ikut berpatisipasi banyak di film kami Attack On The Pin-Up Boys. Aku selalu berpikir pesimis dengan keadaanku waktu itu. Tetapi, mereka, hyung-hyungku menyemangatiku disaat aku terpuruk, mereka memberi dukungan untukku.

MC: Ok. Pertanyaan terakhir. Berikanlah satu hadiah untuk “peri” kalian saat ini?

Eunhyuk: Kami akan menjadi HERO untuk mereka (peri) kami. Tenanglah ELF kami akan menjaga kalian selamanya. Sampai akhir memisahkan kami.

— diKBS World Radio


Isinya ga ada yg gw ubah, gw dapet dari fb. Sumpah, gw nangis bacanya. Gw ga tau ini wawancara kapan, kayanya sih ga bgitu lama, soalnya ga ada Bang Yeye :'( tp sumpah Gw bangga bgt jd ELF... gw sama sekali ga peduli kalian udah pada tua, yang gw tau gw Cinta sama kalian semua oppa :')

Rabu, 15 Oktober 2014

Damn! (Story Ashilla)

Idola Cilik
◐Anita Avianti
Tittle : Damn! (Story Ashilla)
Rate : Teen (Remaja)
Pairing : Ashilla, Rio, Alvin, Gabriel, Oik and Other
Genre : School-life and Romance

"Sorry, Shil. Gue dijemput jadi enggak bisa pulang bareng lo." ujar Oik pelan, gadis imut itu terlihat tidak enak memberitahukan hal tersebut kepada Shilla.

"Dijemput sama siapa Ik?" tanya Shilla disela-sela memasukan buku tulisnya kedalam tas.

Bel pulang baru saja berbunyi. Dan anak-anak dikelas Shilla dan Oik pun sudah banyak yang berhamburan keluar kelas, karena memang hari sudah mulai gelap.

Sedikit pemberitahuan kalau Shilla dan Oik itu sekolah siang, dan otomatis pulang pas menjelang maghrib.

Oik dan Shilla memang kerap pulang bersama. Biasanya bersama teman-teman Oik yang berada dikelas lain. Yaitu Nova, Ify dan Sivia. Namun, Shilla kurang akrab dengan ketiga orang tersebut 一kecuali Sivia karena mereka pernah sekelas saat SD一 tetapi itu pun mereka jarang mengobrol sekarang. Jadi... Kalau Oik dijemput, Shilla pulang dengan siapa? Sivia dkk? Tapi pasti akan terasa berbeda bila tidak ada Oik.

"Sama Kak Rizky, Lo emang enggak dijemput sama bokap lo?"

"Kak Rizky? Lho, trus si Ozy tahu? Enggak, bokap gue kan lagi kerja."

"Enggak, biarinlah dia enggak tahu inikan... Yaudah lo bareng sama Via aja?"

"Lha? Gimana dah lo. Selingkuh yak? Dasar, enggak deh, enggak ada lo, enggak enak gue."

"Hihi, jangan bilang-bilang sama Ozy yah. Lah emang kenapa? Trus kalau gitu lo mau pulang sama siapa?"

"Gue bilang Ozy ah ntar. Haha, yaudahlah sendiri aja... Udah gede ini sih gue."

"Yaudah gue turun duluan deh, Kak Rizky udah dibawah nih. Atau mau bareng enggak kebawahnya?" tanya Oik.

"Enggak usah, lo duluan aja deh. Gue masih ada urusan."

"Oh gitu? Yaudah deh gue duluan yah."

Oik perlahan pergi meninggalkan kelas, hingga sekarang tersisa Shilla seorang diri didalam kelas, gadis itu terlihat tengah menghembuskan nafasnya pelan. Lalu, beberapa detik kemudian dia mulai cepat-cepat melangkahkan kakinya keluar kelas. Tau sendiri yah, sekolah akan terasa menyenangkan saat pagi dan siang hari tetapi akan sangat menakutkan saat malam atau menjelang maghrib seperti ini.

Shilla melirik arlogi dipergelangan tangannya, pukul 17.40 pantas sekolah sudah sepi. Paling sekarang yang tertinggal hanya pengurus-pengurus sekolah 一yang entah berada dimana sekarang一 diam-diam Shilla sendiri takut untuk naik angkot sendirian pada jam segini, takut bertemu orang jahat.

Namun, saat melihat tak jauh didepannya tengah berjalan tiga orang siswa 一yang sepertinya satu sekolah dengannya一 Shilla tanpa membuang-buang waktu lagi pun segera memposisikan dirinya tepat dibelakang ke-tiga orang siswa itu. Lagipula sepertinya mereka searah.

Selagi asik berjalan dibelakang ketiga orang siswa itu, Shilla sesekali asik ber-sms ria dengan salah seorang teman lamanya. Saking asik smsan, Shilla sampai tak menyadari ke-tiga orang yang berjalan didepannya itu tengah berhenti mendadak, alhasil tubuh depan Shilla bertubrukan dengan tas salah satu dari ke-tiga orang itu.

Karena belum siap siaga, maka tubuh Shilla pun mundur kebelakang lalu terjatuh dengan bokong yang terlebih dahulu menyentuh tanah.

Dan ternyata kejadian itu 一beserta ringisan Shilla yang terdengar memilukan一 menarik perhatian ke-tiga pemuda itu! Shilla membelalakkan kedua bola matanya saat melihat wajah ke-tiga pemuda tersebut. Ternyata mereka adalah Gabriel, Alvin dan errr Rio...

Mereka ber-tiga bukan hanya teman satu sekolah Shilla, tetapi ternyata mereka juga adalah teman satu angkatan dengan Shilla.

Gabriel stevent, pemuda hitam manis dengan senyum memikatnya. Pemuda itu cukup dekat dengan Shilla, karena mereka satu eskull disekolah. Yaitu sama-sama mengikuti eskull Marching Band. Bedanya, Gabriel dibagian Percussion (alat pukul) sementara Shilla berada dibagian Hornline (alat tiup).

Yang kedua ada Alvin Jonathan, Shilla dan Alvin juga cukup dekat, karena mereka sama-sama aktif disalah satu organisasi sekolah, yaitu OSIS. Alvin ini kakak terganteng plus terkece saat MOS kemarin lho.

Dan yang terakhir ini umm namanya Rio, pemuda hitam manis seperti Gabriel, tetapi bedanya Rio terlalu jarang menampilkan senyumannya didepan publik 一berasa artis begimana kali yak dia一 yang pasti pemeran utama kita disini sangat amat naksir dengan pemuda bergingsul itu.

"Lho, Shilla? Lo kenapa dah?" tanya Gabriel dengan polos.

"Kenapa kenapa! Itu tuh tas lo ngapain ngalang-ngalangin pas gue lagi jalan? Jadi jatoh kan gue." maki Shilla kesal.

Mendengar penuturan Shilla yang terkesan polos, membuat ke-tiga pemuda dihadapannya itu tertawa penuh dengan kegelian yang sangat luar biasa.

Emang apanya yang lucu?

"Bukannya nolongin eh malah pada ketawa." gumam Shilla pelan, namun dapat didengar oleh ketiga pemuda kece itu.

"Sorry sorry deh." ujar Gabriel, pemuda itu menjulurkan tangannya kearah Shilla, Shilla pun menerima uluran tangan Gabriel, tetapi dengan hati dongkol tentunya.

"Maapin tas Gabriel yah Shil? Ntar kalau enggak dimaapin tasnya bisa nangis lho." ucap Alvin usil.

"Alviinn."

Dan sekali lagi Shilla benar-benar tidak mengerti apasih yang dilakukannya sehingga lagi-lagi membuat ke-tiga pemuda itu malah mentertawakannya.

"Udah udah bro, liat tuh tampangnya udh kebingungan gitu." kali ini Rio yang berbicara, tunggu deh... Rio?

"Tau tuh... Dengerin tuh kata teman lo itu." ucap Shilla sambil cemberut bete.

"Haha, ciee dah yang dibelain Rio, mukanya ampe merah gitu." goda Alvin.

Refleks Shilla langsung memegangi wajahnya."Boong aja lo." tukasnya.

Yang malah membuat Alvin tertawa lebih keras dari yang tadi. Dan seakan tahu sesuatu, Shilla pun lantas menekuk wajahnya lalu memanyunkan bibirnya hingga maju beberapa centi.

"Lo ngerjain gue yah? Huaaaa Alvin!!" Rengek Shilla.

"Sorry yak Shil. Keceplosan saya." ujar Alvin dengan mimik wajah yang dibuat sedemikian menyesalnya.

"Shil, ngomong-ngomong. Kok pulang sendirian? Teman-teman lo dimana?" tanya Gabriel.

"Ditinggal sendirian gue, sedih banget yak Yel nasip gue. Mana gue kan kece. Ntar kalau ada yang nyulik gimana?" Shilla memasang wajah seperti anak kucing yang minta dikasih makan, yang lagi-lagi membuat ketiga cowok itu ngakak ampe guling-guling.

Shilla sendiri terpana. Bukan karena ketiga cowok cakep dihadapannya ini kalau ketawa mirip gorilla saking malu-maluinnya. Tapi baru kali ini dia melihat Rio tertawa, biasanya cowok itu kan cuek bebek. Apa emang aslinya Rio itu punya sifat malu-maluin yak?

Yak! Ini pasti pengaruh Alvin! Alvin kan emang orangnya gila. Rionya yang anak adem ayem bisa jadi sarap gini pasti karena pengaruh Alvin. Yah pasti begitu.

"Hah... rumah lo dimana Shil?" Tanya Gabriel begitu berhasil menghentikan aksi tawanya.

"Diujung jalan ini Yel,"

"Oh, jalan Naifanas kan?" tanya Alvin yang sepertinya tidak membutuhkan jawaban, pemuda itu langsung menatap kearah Rio dan Gabriel.

"Bro, mau JJM enggak? Jalan jalan maghrib gitu? Jadi kita anterin dia, kan biar gimana pun bentuk dan ulahnya dia itukan tetap cewek. Ntar kalau dia diapa-apain dijalan gimana?"

"Siapa yang lo sebut dengan biar gimanapun bentuk dan ulahnya tapi tetap cewek, hah?" tanya Shilla sebal. Yang dibalas Alvin dengan jari tangan yang membentuk huruf V.

"Gue sih setuju setuju aja. Lo gimana Yo?"

"Yaa kalau kalian pada mau ya gue sih ikut-ikut aja." jawab Rio sambil melirik kearah Shilla dengan lembut, Shilla yang sedang saling mengejek dengan Alvin pun tidak dapat melihat tatapan lembut milik Rio itu, tapi, pemuda disamping Rio justru melihatnya.

"Yaudah kalau gitu lets go. Sebelum tambah malam nih." ucap Gabriel, lalu pemuda itu berjalan terlebih dahulu. Seakan memimpin jalan. Lalu diikuti oleh Shilla, Alvin dan kemudian Rio.

{*}

"Rioo..." Shilla sejak tadi menggumamkan nama Rio sebanyak yang dia bisa, sambil mengusap-ngusap tangannya dipipi, gadis itu jadi teringat kejadian saat tadi ketiga pemuda tampan itu... (sebenarnya Shilla hanya mengakui kalau Rio dan Gabriel yang tampan, Alvin mah nyebelin bukan tampan!) hihi, jadi ceritanya seperti ini.

Flashback On

Shilla sebal, katanya ketiga pemuda itu ingin menemaninya pulang, tapi kok ini malah dianya dicuekin gini???

Bayangkan... Shilla ditinggal seorang diri dibelakang. Sementara Gabriel, Alvin dan Rio malah berjalan jauh didepannya!! Bete enggak sih digituin?

"Liat jepitannya dulu neng? Bagus-bagus nih." sapa penjual aksesoris keliling, yang barang dagangannya berada digerobak, hampir mirip gerobak tukang sayur gituloh.

"Enggak bang." sahut Shilla tanpa menoleh sedikitpun.

"Liat dulu neng. Ini jepitan yang abang jual laen dari yang laen, ada gambar artisnya neng. Ada boyband juga." promosi abang penjual aksesoris keliling itu. Sok-sokan boyband segala lagi. Kayak tau aja.

"Alah, paling juga boyband sini. Enggak demen saya bang."

"Enggak atuh neng. Ini tuh ada boyband Korea yang lagi fenomenal, ada eko, sine, super..."

"Hah? Eko? Pelawak itu kan? Eko patrio?" tanya Shilla bingung, tunggu deh... Sejak kapan Eko Patrio bikin boyband di Korea???

"Bukan neng, bukan Eko Patrio. Dia mah idola saya. Ituloh boyband asal Korea."

"Hah? Mana coba gue liat dulu Bang," Shilla pun akhirnya menghentikan langkahnya lalu melihat aksesoris yang dijual abang penjual itu.

"Mana Ekonya?" tanya Shilla, menuding si abang penjual aksesoris itu. Takutnya ntar bohong lagi.

"Bentar neng, saya ambilin dulu." lalu si abang penjual aksesoris itu terlihat tengah mengambil sesuatu dibalik gerobaknya.

"Ini neng."

Dan sekarang dihadapan Shilla muncul sebuah bandana lucu berwarna putih dengan motif wajah-wajah cowok korea yang cakepnya ngalahin ke-tiga cowok resek yang entah mungkin udah sampai dimana sekarang.

"Itu eko kan neng." sahut abang penjual aksesoris itu dengan pedenya.

"Hah? Ini tuh EXO bang bukan Ekoooo!!!" sahut Shilla kesal, enak aja abang-abang kecenya dibilang Eko Patrio.

"Tapi kan dibacanya eko, neng." sahut abang penjual aksesoris itu ngotot.

"EXO bang EXO!!!"

"Eko neng..." Shilla menatap sebal kearah abang penjual aksesoris itu, benar-benar batu nih orang!

{*}

"Iya tuh, pas si Gilang giring bola kan harusnya ngoper ke Dayat eh dia malah ngoper ke gue. Padahal kan Dayat yang deket gawang lawan, sementara posisi gw ada diantara lawan."

"Tapi untungnya lo cepet oper ke Dayat lagi, Vin. Jadi kan kalian bisa merebut point lagi."

Alvin dan Gabriel sedang sibuk membicarakan pertandingan futsal kemarin, saat sekolah mereka melawan sekolah tetangga, sementara Rio sesekali menimpalinya, lagipula Rio tidak terlalu menyukai futsal. Pemuda itu lebih menyukai basket ketimbang futsal, berbeda sekali dengan Gabriel dan Alvin.

Entah kenapa, Rio merasa ada yang aneh. Mereka jalan ber-empat bukan? Lalu cewek yang terkenal mempunyai 2 mulut (alias cerewet) mana? Kok daritadi suaranya tidak terdengar? Rio mencoba menoleh kearah belakang dan cukup terkejut saat tak mendapati Shilla dibelakang.

Buru-buru ditepuknya kedua bahu Alvin dan Gabriel secara bersamaan.

"Gab, Vin! Shilla mana??" tanyanya panik.

Alvin dan Gabriel menoleh secara bersamaan.

"Bukannya tadi ada dibelakang?" tanya Gabriel.

"Lo liat dong. Enggak ada." jawab Rio bete.

"Alah paling tuh cewek lagi ngerjain kita..."

"Vin! Jangan bercanda ah.. Kok lo masih bisa tenang sih? Lo kan yang ngajak kita supaya nemenin plus jagain dia. Tapi lo malah asik ngobrol berdua!"

"Santai bro! Yaudah kita telusurin jalan yang tadi aja, siapa tahu kita bisa ketemu Shilla." usul Alvin yang langsung disetujui oleh Rio dan Gabriel.

{*}

Sementara itu ditempat Shilla dan Abang penjual aksesoris terjadi sebuah transaksi jual beli, yang pastinya tentu Shilla yang menjadi customer atau yang kita ketahui dengan nama pembeli dan Abang penjual aksesoris itu yang jadi penjualnya.

"Super Junior ada enggak bang? Gambar Yesung bang."

"Yesung? Yang dipake buat masungin tangan sama kaki itu yak neng."

"Pasung bang! Itu pasung! Ah ngelawak aja lo bang. Lama-lama hidung gue yang pasung ini jadi pesek deh."

"Bukannya hidung itu mancung yak neng?" tanyanya dengan polos.

Elah nih si abang, diajakin lawakan malah sok polos lagi, capek deh...

"Shilla?" tiba-tiba ada yang menepuk bahu Shilla, disusul dengan munculnya ke-tiga pemuda tampan itu.

"Ternyata lo disini, kita khawatir tau." ujar Gabriel dengan nada yang dibuat semanis mungkin.

"Alah, sok sokan khawatir. Orang gue aja dicuekin gitu." ujar Shilla pelan, gadis itu sama sekali tidak menoleh kearah ke-tiga pemuda itu.

"Elaahh ngambek." bisik Alvin pelan kearah Rio dan Gabriel.

"Lo lagi ngapain sih?" tanya Rio sambil melirik kearah jepitan berwarna ungu muda yang berada digenggaman tangan Shilla.

"Ya beli beginianlah, masa lagi ngantri sembako!"

Rio terkekeh kecil mendengarnya. Begitu juga dengan Abang penjual aksesoris yang Shilla beli beserta Alvin dan Gabriel.

"Jadinya mau yang mana nih neng?"

"Mana gambar Yesung SuJu sama Kai EXO-nya Bang?" tanya Shilla.

"Nih neng, kalau SuJu, cuma ada segini. Kalau yang ini eko."

Shilla tak mengacuhkan pengucapan abang penjual aksesoris itu, lagipula maklumlah namanya juga lidah orang Indonesia kan.

"KYAAAAAAAA..." teriakan Shilla mampu membuat ke-tiga pemuda tampan dibelakangnya seketika terkejut.

"Kenapa?" tanya Rio dan Gabriel berbarengan. Panik.

"Ada apa sih?" kalau yang ini datang dari bibir tipis Alvin.

"Liat deh, Kai disini imut banget!! Yesung juga,tampan!! Iyakan? Iyakan? Oppadeul gue gitu."

Sontak ketiga pemuda itu menghela nafasnya dengan kesel banget. "Dasar cewek!" Lalu bergumam sama-sama, berbarengan pula.

{*}

Setelah selesai membeli aksesoris cewek dengan gambar boyband asal negeri gingseng itu, Shilla dan ke-tiga mengawal cueknya itu melanjutkan perjalanan.

Kali ini sudah ditentukan yang berjalan didepan adalah Shilla dan Gabriel, 一Shilla berjalan didepan karena dialah tuan rumah, jadi otomatis tau jalan一 lalu dibelakang mereka disusul dengan Alvin dan Rio.

Namun, entah bagaimana, tiba-tiba Alvin sudah berada diantara Gabriel dan Shilla, mereka berdua kembali asik mengobrol entah tentang apa 一yang pasti Shilla tidak mengerti sama sekali一 maka perlahan tubuh Shilla berangsur-angsur mundur hingga kini sejajar dengan Rio.

"Alvin kurang ajar!" gumam Shilla kesal.

"Kenapa? Karena ganggu acara berduaan lo sama Gabriel?"

Shilla sontak menoleh kearah Rio, Shilla enggak salah dengar kan? Rio yang berbicara kan? Tapi kok nadanya sinis begitu?

"Hah? Bukanlah!!!"

"Oh..."

Dih? Si Rio ini kenapa sih? Kok mendadak aneh gitu? Apa jangan-jangan Rio emang aneh dari dulu yak? Cuma Shilla baru tau sekarang?

Tiba-tiba Shilla merasakan ada aliran hangat ditangannya, saat gadis itu menoleh, dia mendapat tangan Rio tengah menggenggam tangannya dengan lembut.

"Supaya lo enggak hilang lagi." ujar Rio pelan, namun pandangannya masih fokus kedepan.

Sebenarnya Shilla ingin membalas ucapan Rio, tetapi entah kenapa bibirnya terkunci rapat, lagipula genggaman tangan Rio ini sungguh hangat dan Shilla merasakan hangatnya bukan hanya ditangan yang digenggam Rio, tetapi juga sudah naik kewajahnya. Ya kalian betul, wajah Shilla sudah memerah sekarang.

Diam-diam dibalik tundukan wajahnya 一Shilla menunduk karena takut Rio tahu kalau wajahnya memerah一 Shilla tersenyum kecil. Dan setelahnya Shilla dapat merasakan genggaman Rio ditangannya makin kuat. Apa Rio menyadari perasaannya?

Dan malam itu pun dilewati mereka dengan sebuah genggaman, Shilla juga berharap malam ini tidak akan pernah berakhir.

Flashback End

{*}

"Kayaknya lagi seneng tuh. Daritadi senyum-senyum mulu." ujar Oik.

Ahh si Oik ini ganggu Shilla banget deh. Udah tau Shilla lagi ngehayalin saat Rio kemarin menggenggam tangannya, aduh... Hangatnya masih terasa sampai sekarang.

"Engga kok. Eia Ik gimana kabar si Ozy?"

"Tumben lo nanyain Ozy?" Eia benar juga kata Oik, kok tiba-tiba Shilla jadi nanyain Ozy yah? Yak masa Shilla kangen Ozy? Cowok tengil gitu emang pantes apa dikangenin?

"Haha enggak papa cuma yaaa..." duh, bingung kan mau ngomong apa? Aha bahas tentang Kak Rizky aja deh

"Eia Kak Rizky tahu Ozy enggak sih sebenarnya?"

"Taulah." jawab Oik kalem.

"Tapi kok masih suka deketin lo sih? Idih..." Shilla bergidik sendiri, masa Kak Rizky tipikal cowok perebut cewek orang sih? Engga mungkin banget, tapi... ah enggak tahu juga deh. Bingung!

"Kalau yang itu gue enggak tahu deh, eia anterin gue ke-kelasnya Via yuk."

"Ngapain?" tunggu dulu deh... Kelasnya Via, berarti kelasnya Rio dan Alvin juga kan?

"Mau ngasih duit baksos, sekalian mau pinjem catetan Matematika." Ucap Oik dengan menunjukkan amplop yang berisikan uang baksos.

"Oh, ya ayo deh." Lagipula, Shilla juga ingin melihat Rio... Siapa tahu aja, Rio sudah datang jam segini.

{*}

Tadinya Shilla masih menimang-nimang antara mau ikut masuk kedalam kelas Via atau tidak, tapi semua itu terhapus saat Oik begitu saja menariknya untuk masuk kedalam kelas Via.

Dikelas itu seperti kelas-kelas lainnya, berisik sekali!! apalagi saat seperti ini, saat bel masuk belum berbunyi yang artinya guru yang mengajar pun tidak akan masuk kekelas cepat-cepat 一setidaknya sampai bel terdengar bukan?一

Shilla melihat beberapa anak-anak lelaki dikelas Via itu tengah asik mengumpul dipojokan, entah sedang melakukan apa, lalu kedua bola mata beningnya menatap kearah pojokan kelas yang lain, dan begitu tercekat saat mendapati... Rio dan seorang gadis 一yang sepertinya anak kelas ini juga一 tengah asik bermesraan...

Tunggu, bermesraan? Sebenarnya mengobrol sih! Tapi terlihat mesra juga masa?!!

"Shilla?!!" Shilla tak mengacuhkan pemilik suara resek yang memanggil namanya itu, kedua bola matanya tetap menatap Rio dengan intens.

Mungkin, mendengar suara cempreng Alvin memanggil nama Shilla, membuat Rio seketika menoleh kearah Shilla, dan sialnya Shilla belum sempat menatap arah lain, Sehingga pandangan mereka pun bertemu. Bagaikan titik bertemu dengan satu titik lainnya, hingga...

Shilla merasakan hatinya tergores saat melihat gadis disebelah Rio itu 一dengan sengaja一 memegang tangan besar milik Rio.

Dan itu membuat Shilla benar-benar cemburu!!

Lalu, kenapa Rio hanya diam saja??

Apakah gadis itu adalah kekasih Rio??

"Ik... Udah selesai kan? Balik yuk." Shilla cepat-cepat menatap kearah Oik 一yang berdiri disebelahnya一 lalu merengek seperti anak kecil, digandengnya tangan munyil Oik dan diseretnya pelan menuju keluar kelas Via.

Shilla sama sekali tak menoleh kearah dalam kelas Via, tidak menoleh untuk Rio. Bahkan untuk Alvin sekalipun, tunggu deh... Tadi Alvin memanggilnya ada perlu apa yah? Ah maklumin saja, Shilla masih agak linglung karena hal tadi, jadi begini deh...

"Lo kenapa sih?"

Eh? Kok Oik tahu???

"Kenapa gimana sih?" tanya balik Shilla.

"Tadi dikelas Via, lo aneh tahu enggak?"

Aduh, Oik please jangan bahas sekarang deh! Tak tahu apa temanmu yang satu ini tengah dirundung rasa patah hati?

"Enggak apa-apa Ik..." Oik terlihat menatap Shilla dengan mimik wajah ketidakpercayaan yang dibalas Shilla dengan tak acuh.

'Sekali lagi maafin gue yah Ik, gue emang enggak bisa cerita sekarang tapi lain kali gue pasti akan cerita.' janji Shilla dalam hati.

Ngomong-ngomong soal Rio... Kalau gadis yang tadi benar-benar pacarnya, lalu kenapa kemarin malam Rio menggenggam tangannya begitu erat yah?

Apa benar itu hanya agar Shilla tak kabur lagi?

Apa benar begitu?

Tapi, saat itu... Shilla benar-benar merasa perhatian Rio tuh berbeda,

Jangan-jangan Rio tipekal cowok PHP??

Argghh taulah, pusing lama-lama mikirin cowok macam Rio itu.

SELESAI



NO COPAS yaaa :) hargain karya orang lain :3 :D


Selasa, 07 Oktober 2014

A Little Story About Love (Shiel)

Title     : A Little Story About Love
Author : Anita Avianti
Cast     :
♡ Ashilla Zahrantiara
♡ Gabriel Stevent Damanik
♡ Agatha Pricilla
♡ Febby Rastanty
♡ Mario Stevano Aditya Haling
Genre : Romance

OOOoooOOOoooOOO

Cinta itu sempurna. Sesempurna ketulusan Romeo kepada Juliet, Sesempurna pengabdian Tinkerbell kepada Peterpan, Sesempurna keajaiban Cinderella, Namun, apakah cinta masih akan sesempurna itu bila Cinta tak terbalas kan ??

OOOoooOOOoooOOO

"Apa sih yang lo suka dari pemuda itu Shill ? Wajah? standar! Kaya? enggak juga! Punya motor keren? yang ada motor butut malah yang sering dibawa ke sekolah." ujar Pricilla. Berusaha untuk mencari dimana letak kelebihan dari pemuda yang di taksir sobat nya itu.

"Gue enggak tau." ujar Shilla polos.

Kedua bola mata beningnya tak pernah lepas dari pemuda yang kini tengah asik memperebutkan bola bersama teman-temannya itu.

"Pricil, cinta itu bisa hadir tanpa kita minta, lo jangan ngehakimin Shilla gitu dong! Mungkin Shilla masih belum ngerti sebenar nya dia itu suka, kagum atau benar-benar cinta sama kak Briel..." ujar Febby bijak, Pricilla mencibir.

"Feb sayang. Gue bukan mau ngehakimin Shilla tapi gue cum---"

"Eh lihat deh! Kak Briel lihat kearah kita loh tadi." potong Shilla sambil tersenyum senang.

Dan lagi-lagi tatapan mata nya hanya menuju ke arah Kak Gabriel or Briel yang kelihatan masih sibuk mengambil bola dari tim lawan.

Febby hanya bisa tersenyum melihat perilaku sahabatnya yang bisa cukup di bilang norak! Ehmm atau bahasa halus nya efek dari kesenangan?

Sementara Pricilla tetap pada pendirian kokohnya. Bahwa Shilla hanya kagum pada sosok Kak Briel yang menurutnya. Enggak banget itu!

OOOoooOOOoooOOO

"Hai kak Briel..." sapa Febby saat Gabriel berjalan melewati tempat dirinya, Shilla dan Pricilla duduk.

Shilla sudah menahan senyumnya sejak awal. takutnya buncahan kesenangan akan meledak begitu saja dihadapan pemuda yang di kaguminya itu. Bisa mendadak ilfeel nanti Kak Gabriel.

Sementara yang di sapa hanya menatap ke arah mereka bertiga -lebih tepatnya kepada Febby dan Shilla- lalu melanjutkan perjalanan nya yang sempat di hadang oleh Febby.

"Ciihh sombong benar tuh orang." cibir Pricilla.Merasa tak terima karena orang yang di kagumi nya dihina Shilla pun mulai protes.

"Bukan sombong. Cuma kan dia enggak kenal kita, jadi wajar lah tingkah dia kayak gitu.."

"Shill gw tau lo itu masih polos, polos banget malah. Dan itu yang ngebuat gue pengen ngelindungin lo. Apalagi dari cowok-cowok tipe Kak Briel gitu." ujar Pricilla.

"Gue tau Pricil, sangat amat tau malah. Tapi lo bisa lihat kan kalau gue baik-baik saja? Tolong... Biarkan bunga-bunga di hati gw tumbuh hingga bermekaran karena di tanami benih benih cinta oleh Kak Briel." ucap Shilla pelan. Mata nya menatap lurus, mencoba untuk menembus kedua bola mata milik Pricilla.

"Tapi Shill---"

"Please Pricil biarkan Shilla bisa merasakan indahnya cinta." potong Febby.

Shilla mengangguk penuh semangat. Bermaksud untuk membenarkan ucapannya Febby serta merubah pandangan Pricilla.

"Baiklah, tapi lo harus janji sama gue, buat nyabut bunga itu sendiri saat bunga itu layu karena tidak diberi pupuk, bukannya malah memohon pupuk untuk terus memupuknya." Ujar Pricilla yang dijawab Shilla dengan sebuah anggukan mantap.

OOOoooOOOoooOOO

"Sorry Feb, gue enggak bisa dapatin nomor telponnya Gabriel." Ujar Rio dengan mimik wajah meminta maaf nya

"Kok bisa enggak dapet dah kak?" tanya Febby yang kelihatan tidak terima bila Rio hanya datang dengan tangan kosong, tanpa membawa oleh-oleh berupa nomor handphone Gabriel.

"Yah bisa lah... Semua itu kan tergantung dia nya sendiri mau ngasih apa enggak." jawab Rio enteng.

"Oh... Yaudah deh" ujar Shilla dengan senyuman manis menghias di wajahnya. Namun sebenarnya dalam hati gadis itu ada sebersit rasa kecewa. Kecewa yang sedikit menorehkan sedikit luka di hati nya.

OOOoooOOOoooOOO

"APA?? LO NEKAT BANGET! SUMPAH!!!" ucap Febby dan Pricilla kompak.

"Abisan... Udah lah gw capek tau! Lagian gw udah minta sama banyak orang dan sampai sekarang pun enggak dapat nomor handphone dia! Cara terakhir yah.. Minta langsung." ujar Shilla mencoba mengeluarkan semua unek-uneknya.

"Dan kalian berdua harus nemenin gw..." lanjut nya mutlak dan tidak bisa diganggu gugat. Febby dan Pricilla saling menatap kemudian menggelengkan kepalanya pelan.

Sahabat mereka yang satu ini benar-benar nekat! Ampun-ampun deh. Batin mereka berdua kompak!

OOOoooOOOoooOOO

"Eh eh girls gw ke toilet dulu yah. Mendadak kebelet pipis nih." ujar Shilla.

Sontak Febby dan Pricilla menghentikan langkah nya.

"Ah lo dasar. Grogi pasti nih gara-gara mau ketemu Kak Gabriel." Goda Febby.

"Apaan dah lo Feb? Gaje dah."

"Yaudah sana cepat ke toilet! Ntar kalau keluar di sini bisa berabe! Mau ditemenin enggak?" tanya Pricilla.

"Enggak usah gw bisa sendiri!" setelah mengucapkan kata-kata itu Shilla sudah berlari menuju toilet perempuan yang memang letaknya cukup jauh dari tempatnya berada.

OOOoooOOOoooOOO

"Akhirnya selesai juga..." gumam Shilla.

Gadis itu mengelap tangan nya dengam tissue yang memang sudah tersedia di kamar mandi.

Kemudian gadis itu beranjak keluar toilet.

"Yel, emangnya lo enggak tertarik sama anak kelas satu itu?" samar-samar Shilla mendengar sebuah suara saat dirinya baru keluar dari dalam toilet.

Yel. Gabriel. Briel. Nyambung kan? Jangan-jangan dua orang yang lagi berbincang itu salah satu nya ada Gabriel lagi!

Suara nya dari dalam toilet laki-laki. Berarti saat Shilla hendak keluar dari toilet perempuan. Gabriel dan teman nya hendak masuk ke dalam toilet laki-laki. Memang toilet perempuan dan laki-laki di sekolah ini di buat bersebelahan. Tujuan nya sih emm enggak ada tujuan apa-apa juga sih sebenarnya.

"Tapi Yel, gw bingung dah sama lo. Kenapa lo enggak kasih aja nomor handphone lo ke tuh anak kelas satu?" tanya suara itu.

Terdengar suara air keran mengalir. Berarti mereka sedang mencuci tangan. Sepertinya!

"Dia bukan tipe gue..." Nah, ini benar suara Gabriel. Walaupun Shilla tidak pernah mengobrol dengan Gabriel secara langsung tapi dia sangat hafal dengan suara milik pemuda itu.

Berarti tidak salah lagi salah satu pemuda yang berada di dalam toilet ini adalah Gabriel.

"Alah... Gaya lo pake bukan tipe gue segala! Padahal juga lo kalau milih cewek juga asal." cibir suara itu sambil tertawa pelan.

Gabriel Menatap pantulan diri nya di cermin. Sambil mencuci wajah nya yang terlihat kusam. Mungkin karena terlalu lama mendengar pidato panjang milik Pak Ramzi. Guru bahasa Inggris nya.

"Terserah apa kata lo aja dah... Yang pasti gue ogah kalau musti ngasih nomor handphone gue ke dia! Emang dia pikir dia siapa gitu? Ratu? Pake nyuruh-nyuruh orang buat minta nomor gue lagi!" ujar Gabriel dengan penekanan kata.

"Jadi lo maunya dia yang minta nomor lo secara live gitu? Dia cewek woy. Punya malu kali..." ujar suara itu lagi.

Hey. Seperti nya Shilla jadi mengerti kemana arah pembicaraan ini. Jangan bilang kedua kakak kelasnya itu sedang membicarakan diri nya? Kalau iya. Enggak gentle banget sumpah!

"Nah itu juga masalahnya. Gue risih tau di panggilin teman-teman dia kaya gitu... Gue jadi berasa artis saat lewat depan kelas dia atau tempat saat dimana dia ada. Apa dia enggak malu apa?"

"Tapi kan yang panggil-panggil nama lo ama ngegodain lo kan teman-teman dia. Bukan dia nya.."

"Sama saja tuh menurut gue! Udah ah pokoknya gue enggak mau ngasih nomor handphone gue ke dia! Mau sekalian dia ngemis ngemis di kaki gue pun enggak akan gue kasih.!"

"Parah lo! Entar kalau orangnya dengar gimana?"

Seakan tak kuat dengan semua ucapan yang di dengarnya Shilla pun segera meninggalkan tempat itu. Tentunya dengan membawa luka. Luka yang mengakibatkan goresan di hatinya. Goresan yang kemarin masih cukup terbilang kecil dan sekarang malah terbuka dengan lebar dan makin melebar.

Shilla mengerti sekarang. Mungkin ini yang dimaksud Pricilla. Ternyata saat Bunga nya perlahan mulai bermekaran tiba-tiba saja dicabut secara paksa oleh orang yang telah menanam benih itu sendiri. Dan ternyata dia baru tau sekarang sakit nya seperti apa. Dan rasa nya benar-benar sakit sekali!

OOOoooOOOoooOOO

To : Gabriel Stevent Damanik

Hai kak Briel, aku Shilla..
Aku adik kelas kakak. Maaf sudah lancang karena aku menyukai kakak,aku tau aku tak akan pernah pantas untuk kakak,
Mungkin aku bagai Punguk Merindukan Bulan..
Aku sadar itu, rasa sukaku ke kakak mungkin tak sebesar rasa cinta Romeo-Juliet atau Rama-Shinta..
Tapi rasa ini sederhana kak!!!
Sesederhana penampilan Cinderella sewaktu menjadi Upik Abu,
Sesederhana penampilan Belle sewaktu tinggal dengan ayah nya..
Karena, cinta sederhana ini nantinya akan tumbuh menjadi lebih indah.
Seperti Cinderella maupun Belle yang dapat menemukan kebahagiaan nya..
1 hal yang harus kakak tau.Aku enggak pernah menyesal karena telah menyukai kakak Love You kak Briel...

From : Ashilla Zahrantiara

END


Sekedar inpo aja nih, cerpen gw yg ini udah pernah gw post difb 'Ashilla Gabriel Fbfc' tp waktu itu engga sempet gw edit, jd berantakan. Dan sekarang ini yang baru gw edit. Ohya izin pakai poto editan shiel ya. Itu poto gw nemu digoogle jd ga tau orang yg ngeditnya--v

Mau kasih tau lagi, ini sebenernya real story, cuma gw ubah dikit. Ahhh jd flashback kan? Intinya gw bikin ini sambil ngebayangin kaka item :(
Jangan copy paste please :')

Kolam Cinta (YoShill)

Title      : Kolam Cinta
Genre   : Romance, Fantasi.
Rating  : PG 13
Length : Mini-Shoot

^^

Seorang gadis cantik tampak tengah menangkupkan kedua tangannya, dengan kedua bola mata yang terpejam sempurna. gadis cantik itu adalah Shilla. sekilas Shilla seperti tengah berdoa. tapi, masa iya gadis itu berdoa ditepi kolam?

"Wahai semua dewa-dewi kolam cinta. tolong bantu agar aku dapat bertemu dengan cintaku. cinta sejatiku." ucap Shilla pelan. masih dengan posisi yang sama seperti tadi.Secara tiba-tiba gadis itu membuka kedua bola matanya.

"Bodoh! bisa-bisanya aku percaya dengan mitos! Shilla sadarlah... ah sudahlah, lebih baik aku pergi saja." gerutu Shilla, bersamaan dengan ucapannya itu, dia segera pergi begitu saja.

Setelah Shilla pergi, tiba-tiba air dikolam itu sekilas berganti warna menjadi warna merah muda. hanya beberapa detik. selanjutnya air kolam itu kembali berubah warna menjadi bening.

^^

Shilla sudah lelah menjomblo! bayangkan, semua teman-temannya sudah memiliki pujaan hati. tapi dirinya? belum ada sama sekali! apa sebegitu jelek kah dirinya?

Maka dari itu, Shilla datang ke kolam cinta guna menemukan sang pangeran impian. karena menurut keterangan dari teman-temannya, kolam itu mampu mempertemukan seorang yang berstatus jomblo dengan cinta sejatinya. makanya kolam itu dinamakan kolam cinta.

Ini sungguh hal yang konyol. Shilla yang sangat realistis pun sampai mempercayai mitos itu. habis Shilla sudah sangat kesal sih dengan status jomblonya!

^^

Rio menatap malas kearah gadis dihadapannya. Gadis ini benar-benar menyebalkan! ingin rasanya Rio mengunci gadis itu didalam peti lalu melemparnya ke Laut.

Tapi nyatanya Rio tidak akan mungkin setega itu pada seorang gadis.

"Rio, aku..."

"Sivia bisa kita berbicara dengan serius?" Rio sengaja memotong ucapan Sivia yang sejak tadi terus saja berbicara.

"Ah baiklah... apa yang ingin kau ucapkan padaku? sepertinya ini sangat serius." tanya Sivia heran.

Pasalnya jarang-jarang Rio berbicara sebegini seriusnya.

"Sivia, maaf sebelumnya, sepertinya hubungan kita harus berakhir." ucap Rio akhirnya. lebih baik jujur bukan? walau agak menyakitkan.

"Apa? Sayang... apa aku punya salah?" tanya Sivia.

"Tidak, hanya saja aku merasa kita sudah tidak cocok lagi." ucap Rio hati-hati. Pemuda itu tak ingin menyakiti Sivia lebih dalam lagi.

"Aku berjanji akan merubah diriku agar menjadi pacar yang kamu ingin, Rio." kekeh Sivia sepertinya gadis itu benar-benar tak mau putus dari Rio.

"Tidak! ini masalah hati. Sivia, ku mohon mengertilah." pinta Rio.

"Baiklah, semoga kau bahagia Rio." akhirnya Sivia menyetujui juga permintaan putus Rio. walau hatinya belum sepenuhnya menerima.

Sivia perlahan pergi meninggalkan Rio setelah sebelumnya pamit kepada mantan pacar yang masih disayanginya itu.

^^

"AKHIRNYA AKU BEBAS!!!" teriak Rio tepat ditepi kolam cinta.

"Kolam cinta, kau benar. Sivia memang bukan gadis yang tepat untukku!" seru Rio yang tampak tersenyum dengan penuh rasa bahagia.

"Tapi, kalau boleh aku menginginkan bertemu dengan jodohku." lanjut Rio dengan wajah yang tiba-tiba berubah menjadi sedih.

Mungkin efek kesal, Rio yang melihat adanya botol air mineral didekatnya langsung meraihnya lalu kemudian melemparkannya secara asal.

"Aww..." terdengar suara ringisan seorang gadis. Tentu saja itu membuat Rio bingung. apa mungkin itu suara Sivia? tapi masa Sivia nekat mengikutinya sampai ke kolam cinta segala?

^^

Tidak tahu apa yang membuat Shilla datang ke kolam cinta ini lagi. padahal tadinya gadis itu sudah menganggap kolam cinta ini hanyalah mitos belaka.Tapi, entah kenapa ada dorongan yang membuatnya datang kekolam cinta ini lagi.

"AWW!!!" sial sekali Shilla. lagi asik-asiknya memperhatikan kolam, tiba-tiba ada botol air mineral yang tiba-tiba mendarat tepat dikeningnya.

Tentu saja hal itu membuat Shilla sangat kesal. ulah siapa ini?Untung saja botol air mineral itu kosong. kalau ada isinya, bisa memar kening Shilla!

"Maaf, apa kau baik-baik saja?" ada suara seorang pemuda! sudah dipastikan kalau pemuda itu adalah oknum yang melempar botol air mineral yang mengenai kening Shilla ini.

Shilla mengangkat wajahnya yang semula tertunduk, untuk melihat siapa oknum yang berani melempar botol minuman itu kepadanya.

Tapi yang ada begitu melihat ke depan, Shilla seketika terpaku. Yaampun... ternyata oknum pelempar botol air mineral itu adalah seorangpemuda yang sangat tampan.

Rio, sendiri juga tampak tertegun begitu melihat Shilla. melihat wajah cantik itu.Keduanya saling bertatapan lama. tanpa sadar telah menimbulkan getar-getar aneh didiri masing-masing. apa mungkin mereka sedang merasakan apa itu first love at sight?

Shilla dan Rio tampak asik menatap wajah satu sama lain. sampai tak menyadari kalau kolam disamping mereka telah berubah warna menjadi warna merah muda.

Apa ini akhir dari semuanya? apa benar kolam cinta yang sudah mempertemukan Shilla dan Rio???

Lihat dan rasakan...
Siapa tahu cinta ada disekitarmu, sedang menunggu untuk kamu gapai.
Satu pesanku...
tetap yakinlah akan keajaiban...

-END-