Rabu, 15 Oktober 2014

Damn! (Story Ashilla)

Idola Cilik
◐Anita Avianti
Tittle : Damn! (Story Ashilla)
Rate : Teen (Remaja)
Pairing : Ashilla, Rio, Alvin, Gabriel, Oik and Other
Genre : School-life and Romance

"Sorry, Shil. Gue dijemput jadi enggak bisa pulang bareng lo." ujar Oik pelan, gadis imut itu terlihat tidak enak memberitahukan hal tersebut kepada Shilla.

"Dijemput sama siapa Ik?" tanya Shilla disela-sela memasukan buku tulisnya kedalam tas.

Bel pulang baru saja berbunyi. Dan anak-anak dikelas Shilla dan Oik pun sudah banyak yang berhamburan keluar kelas, karena memang hari sudah mulai gelap.

Sedikit pemberitahuan kalau Shilla dan Oik itu sekolah siang, dan otomatis pulang pas menjelang maghrib.

Oik dan Shilla memang kerap pulang bersama. Biasanya bersama teman-teman Oik yang berada dikelas lain. Yaitu Nova, Ify dan Sivia. Namun, Shilla kurang akrab dengan ketiga orang tersebut 一kecuali Sivia karena mereka pernah sekelas saat SD一 tetapi itu pun mereka jarang mengobrol sekarang. Jadi... Kalau Oik dijemput, Shilla pulang dengan siapa? Sivia dkk? Tapi pasti akan terasa berbeda bila tidak ada Oik.

"Sama Kak Rizky, Lo emang enggak dijemput sama bokap lo?"

"Kak Rizky? Lho, trus si Ozy tahu? Enggak, bokap gue kan lagi kerja."

"Enggak, biarinlah dia enggak tahu inikan... Yaudah lo bareng sama Via aja?"

"Lha? Gimana dah lo. Selingkuh yak? Dasar, enggak deh, enggak ada lo, enggak enak gue."

"Hihi, jangan bilang-bilang sama Ozy yah. Lah emang kenapa? Trus kalau gitu lo mau pulang sama siapa?"

"Gue bilang Ozy ah ntar. Haha, yaudahlah sendiri aja... Udah gede ini sih gue."

"Yaudah gue turun duluan deh, Kak Rizky udah dibawah nih. Atau mau bareng enggak kebawahnya?" tanya Oik.

"Enggak usah, lo duluan aja deh. Gue masih ada urusan."

"Oh gitu? Yaudah deh gue duluan yah."

Oik perlahan pergi meninggalkan kelas, hingga sekarang tersisa Shilla seorang diri didalam kelas, gadis itu terlihat tengah menghembuskan nafasnya pelan. Lalu, beberapa detik kemudian dia mulai cepat-cepat melangkahkan kakinya keluar kelas. Tau sendiri yah, sekolah akan terasa menyenangkan saat pagi dan siang hari tetapi akan sangat menakutkan saat malam atau menjelang maghrib seperti ini.

Shilla melirik arlogi dipergelangan tangannya, pukul 17.40 pantas sekolah sudah sepi. Paling sekarang yang tertinggal hanya pengurus-pengurus sekolah 一yang entah berada dimana sekarang一 diam-diam Shilla sendiri takut untuk naik angkot sendirian pada jam segini, takut bertemu orang jahat.

Namun, saat melihat tak jauh didepannya tengah berjalan tiga orang siswa 一yang sepertinya satu sekolah dengannya一 Shilla tanpa membuang-buang waktu lagi pun segera memposisikan dirinya tepat dibelakang ke-tiga orang siswa itu. Lagipula sepertinya mereka searah.

Selagi asik berjalan dibelakang ketiga orang siswa itu, Shilla sesekali asik ber-sms ria dengan salah seorang teman lamanya. Saking asik smsan, Shilla sampai tak menyadari ke-tiga orang yang berjalan didepannya itu tengah berhenti mendadak, alhasil tubuh depan Shilla bertubrukan dengan tas salah satu dari ke-tiga orang itu.

Karena belum siap siaga, maka tubuh Shilla pun mundur kebelakang lalu terjatuh dengan bokong yang terlebih dahulu menyentuh tanah.

Dan ternyata kejadian itu 一beserta ringisan Shilla yang terdengar memilukan一 menarik perhatian ke-tiga pemuda itu! Shilla membelalakkan kedua bola matanya saat melihat wajah ke-tiga pemuda tersebut. Ternyata mereka adalah Gabriel, Alvin dan errr Rio...

Mereka ber-tiga bukan hanya teman satu sekolah Shilla, tetapi ternyata mereka juga adalah teman satu angkatan dengan Shilla.

Gabriel stevent, pemuda hitam manis dengan senyum memikatnya. Pemuda itu cukup dekat dengan Shilla, karena mereka satu eskull disekolah. Yaitu sama-sama mengikuti eskull Marching Band. Bedanya, Gabriel dibagian Percussion (alat pukul) sementara Shilla berada dibagian Hornline (alat tiup).

Yang kedua ada Alvin Jonathan, Shilla dan Alvin juga cukup dekat, karena mereka sama-sama aktif disalah satu organisasi sekolah, yaitu OSIS. Alvin ini kakak terganteng plus terkece saat MOS kemarin lho.

Dan yang terakhir ini umm namanya Rio, pemuda hitam manis seperti Gabriel, tetapi bedanya Rio terlalu jarang menampilkan senyumannya didepan publik 一berasa artis begimana kali yak dia一 yang pasti pemeran utama kita disini sangat amat naksir dengan pemuda bergingsul itu.

"Lho, Shilla? Lo kenapa dah?" tanya Gabriel dengan polos.

"Kenapa kenapa! Itu tuh tas lo ngapain ngalang-ngalangin pas gue lagi jalan? Jadi jatoh kan gue." maki Shilla kesal.

Mendengar penuturan Shilla yang terkesan polos, membuat ke-tiga pemuda dihadapannya itu tertawa penuh dengan kegelian yang sangat luar biasa.

Emang apanya yang lucu?

"Bukannya nolongin eh malah pada ketawa." gumam Shilla pelan, namun dapat didengar oleh ketiga pemuda kece itu.

"Sorry sorry deh." ujar Gabriel, pemuda itu menjulurkan tangannya kearah Shilla, Shilla pun menerima uluran tangan Gabriel, tetapi dengan hati dongkol tentunya.

"Maapin tas Gabriel yah Shil? Ntar kalau enggak dimaapin tasnya bisa nangis lho." ucap Alvin usil.

"Alviinn."

Dan sekali lagi Shilla benar-benar tidak mengerti apasih yang dilakukannya sehingga lagi-lagi membuat ke-tiga pemuda itu malah mentertawakannya.

"Udah udah bro, liat tuh tampangnya udh kebingungan gitu." kali ini Rio yang berbicara, tunggu deh... Rio?

"Tau tuh... Dengerin tuh kata teman lo itu." ucap Shilla sambil cemberut bete.

"Haha, ciee dah yang dibelain Rio, mukanya ampe merah gitu." goda Alvin.

Refleks Shilla langsung memegangi wajahnya."Boong aja lo." tukasnya.

Yang malah membuat Alvin tertawa lebih keras dari yang tadi. Dan seakan tahu sesuatu, Shilla pun lantas menekuk wajahnya lalu memanyunkan bibirnya hingga maju beberapa centi.

"Lo ngerjain gue yah? Huaaaa Alvin!!" Rengek Shilla.

"Sorry yak Shil. Keceplosan saya." ujar Alvin dengan mimik wajah yang dibuat sedemikian menyesalnya.

"Shil, ngomong-ngomong. Kok pulang sendirian? Teman-teman lo dimana?" tanya Gabriel.

"Ditinggal sendirian gue, sedih banget yak Yel nasip gue. Mana gue kan kece. Ntar kalau ada yang nyulik gimana?" Shilla memasang wajah seperti anak kucing yang minta dikasih makan, yang lagi-lagi membuat ketiga cowok itu ngakak ampe guling-guling.

Shilla sendiri terpana. Bukan karena ketiga cowok cakep dihadapannya ini kalau ketawa mirip gorilla saking malu-maluinnya. Tapi baru kali ini dia melihat Rio tertawa, biasanya cowok itu kan cuek bebek. Apa emang aslinya Rio itu punya sifat malu-maluin yak?

Yak! Ini pasti pengaruh Alvin! Alvin kan emang orangnya gila. Rionya yang anak adem ayem bisa jadi sarap gini pasti karena pengaruh Alvin. Yah pasti begitu.

"Hah... rumah lo dimana Shil?" Tanya Gabriel begitu berhasil menghentikan aksi tawanya.

"Diujung jalan ini Yel,"

"Oh, jalan Naifanas kan?" tanya Alvin yang sepertinya tidak membutuhkan jawaban, pemuda itu langsung menatap kearah Rio dan Gabriel.

"Bro, mau JJM enggak? Jalan jalan maghrib gitu? Jadi kita anterin dia, kan biar gimana pun bentuk dan ulahnya dia itukan tetap cewek. Ntar kalau dia diapa-apain dijalan gimana?"

"Siapa yang lo sebut dengan biar gimanapun bentuk dan ulahnya tapi tetap cewek, hah?" tanya Shilla sebal. Yang dibalas Alvin dengan jari tangan yang membentuk huruf V.

"Gue sih setuju setuju aja. Lo gimana Yo?"

"Yaa kalau kalian pada mau ya gue sih ikut-ikut aja." jawab Rio sambil melirik kearah Shilla dengan lembut, Shilla yang sedang saling mengejek dengan Alvin pun tidak dapat melihat tatapan lembut milik Rio itu, tapi, pemuda disamping Rio justru melihatnya.

"Yaudah kalau gitu lets go. Sebelum tambah malam nih." ucap Gabriel, lalu pemuda itu berjalan terlebih dahulu. Seakan memimpin jalan. Lalu diikuti oleh Shilla, Alvin dan kemudian Rio.

{*}

"Rioo..." Shilla sejak tadi menggumamkan nama Rio sebanyak yang dia bisa, sambil mengusap-ngusap tangannya dipipi, gadis itu jadi teringat kejadian saat tadi ketiga pemuda tampan itu... (sebenarnya Shilla hanya mengakui kalau Rio dan Gabriel yang tampan, Alvin mah nyebelin bukan tampan!) hihi, jadi ceritanya seperti ini.

Flashback On

Shilla sebal, katanya ketiga pemuda itu ingin menemaninya pulang, tapi kok ini malah dianya dicuekin gini???

Bayangkan... Shilla ditinggal seorang diri dibelakang. Sementara Gabriel, Alvin dan Rio malah berjalan jauh didepannya!! Bete enggak sih digituin?

"Liat jepitannya dulu neng? Bagus-bagus nih." sapa penjual aksesoris keliling, yang barang dagangannya berada digerobak, hampir mirip gerobak tukang sayur gituloh.

"Enggak bang." sahut Shilla tanpa menoleh sedikitpun.

"Liat dulu neng. Ini jepitan yang abang jual laen dari yang laen, ada gambar artisnya neng. Ada boyband juga." promosi abang penjual aksesoris keliling itu. Sok-sokan boyband segala lagi. Kayak tau aja.

"Alah, paling juga boyband sini. Enggak demen saya bang."

"Enggak atuh neng. Ini tuh ada boyband Korea yang lagi fenomenal, ada eko, sine, super..."

"Hah? Eko? Pelawak itu kan? Eko patrio?" tanya Shilla bingung, tunggu deh... Sejak kapan Eko Patrio bikin boyband di Korea???

"Bukan neng, bukan Eko Patrio. Dia mah idola saya. Ituloh boyband asal Korea."

"Hah? Mana coba gue liat dulu Bang," Shilla pun akhirnya menghentikan langkahnya lalu melihat aksesoris yang dijual abang penjual itu.

"Mana Ekonya?" tanya Shilla, menuding si abang penjual aksesoris itu. Takutnya ntar bohong lagi.

"Bentar neng, saya ambilin dulu." lalu si abang penjual aksesoris itu terlihat tengah mengambil sesuatu dibalik gerobaknya.

"Ini neng."

Dan sekarang dihadapan Shilla muncul sebuah bandana lucu berwarna putih dengan motif wajah-wajah cowok korea yang cakepnya ngalahin ke-tiga cowok resek yang entah mungkin udah sampai dimana sekarang.

"Itu eko kan neng." sahut abang penjual aksesoris itu dengan pedenya.

"Hah? Ini tuh EXO bang bukan Ekoooo!!!" sahut Shilla kesal, enak aja abang-abang kecenya dibilang Eko Patrio.

"Tapi kan dibacanya eko, neng." sahut abang penjual aksesoris itu ngotot.

"EXO bang EXO!!!"

"Eko neng..." Shilla menatap sebal kearah abang penjual aksesoris itu, benar-benar batu nih orang!

{*}

"Iya tuh, pas si Gilang giring bola kan harusnya ngoper ke Dayat eh dia malah ngoper ke gue. Padahal kan Dayat yang deket gawang lawan, sementara posisi gw ada diantara lawan."

"Tapi untungnya lo cepet oper ke Dayat lagi, Vin. Jadi kan kalian bisa merebut point lagi."

Alvin dan Gabriel sedang sibuk membicarakan pertandingan futsal kemarin, saat sekolah mereka melawan sekolah tetangga, sementara Rio sesekali menimpalinya, lagipula Rio tidak terlalu menyukai futsal. Pemuda itu lebih menyukai basket ketimbang futsal, berbeda sekali dengan Gabriel dan Alvin.

Entah kenapa, Rio merasa ada yang aneh. Mereka jalan ber-empat bukan? Lalu cewek yang terkenal mempunyai 2 mulut (alias cerewet) mana? Kok daritadi suaranya tidak terdengar? Rio mencoba menoleh kearah belakang dan cukup terkejut saat tak mendapati Shilla dibelakang.

Buru-buru ditepuknya kedua bahu Alvin dan Gabriel secara bersamaan.

"Gab, Vin! Shilla mana??" tanyanya panik.

Alvin dan Gabriel menoleh secara bersamaan.

"Bukannya tadi ada dibelakang?" tanya Gabriel.

"Lo liat dong. Enggak ada." jawab Rio bete.

"Alah paling tuh cewek lagi ngerjain kita..."

"Vin! Jangan bercanda ah.. Kok lo masih bisa tenang sih? Lo kan yang ngajak kita supaya nemenin plus jagain dia. Tapi lo malah asik ngobrol berdua!"

"Santai bro! Yaudah kita telusurin jalan yang tadi aja, siapa tahu kita bisa ketemu Shilla." usul Alvin yang langsung disetujui oleh Rio dan Gabriel.

{*}

Sementara itu ditempat Shilla dan Abang penjual aksesoris terjadi sebuah transaksi jual beli, yang pastinya tentu Shilla yang menjadi customer atau yang kita ketahui dengan nama pembeli dan Abang penjual aksesoris itu yang jadi penjualnya.

"Super Junior ada enggak bang? Gambar Yesung bang."

"Yesung? Yang dipake buat masungin tangan sama kaki itu yak neng."

"Pasung bang! Itu pasung! Ah ngelawak aja lo bang. Lama-lama hidung gue yang pasung ini jadi pesek deh."

"Bukannya hidung itu mancung yak neng?" tanyanya dengan polos.

Elah nih si abang, diajakin lawakan malah sok polos lagi, capek deh...

"Shilla?" tiba-tiba ada yang menepuk bahu Shilla, disusul dengan munculnya ke-tiga pemuda tampan itu.

"Ternyata lo disini, kita khawatir tau." ujar Gabriel dengan nada yang dibuat semanis mungkin.

"Alah, sok sokan khawatir. Orang gue aja dicuekin gitu." ujar Shilla pelan, gadis itu sama sekali tidak menoleh kearah ke-tiga pemuda itu.

"Elaahh ngambek." bisik Alvin pelan kearah Rio dan Gabriel.

"Lo lagi ngapain sih?" tanya Rio sambil melirik kearah jepitan berwarna ungu muda yang berada digenggaman tangan Shilla.

"Ya beli beginianlah, masa lagi ngantri sembako!"

Rio terkekeh kecil mendengarnya. Begitu juga dengan Abang penjual aksesoris yang Shilla beli beserta Alvin dan Gabriel.

"Jadinya mau yang mana nih neng?"

"Mana gambar Yesung SuJu sama Kai EXO-nya Bang?" tanya Shilla.

"Nih neng, kalau SuJu, cuma ada segini. Kalau yang ini eko."

Shilla tak mengacuhkan pengucapan abang penjual aksesoris itu, lagipula maklumlah namanya juga lidah orang Indonesia kan.

"KYAAAAAAAA..." teriakan Shilla mampu membuat ke-tiga pemuda tampan dibelakangnya seketika terkejut.

"Kenapa?" tanya Rio dan Gabriel berbarengan. Panik.

"Ada apa sih?" kalau yang ini datang dari bibir tipis Alvin.

"Liat deh, Kai disini imut banget!! Yesung juga,tampan!! Iyakan? Iyakan? Oppadeul gue gitu."

Sontak ketiga pemuda itu menghela nafasnya dengan kesel banget. "Dasar cewek!" Lalu bergumam sama-sama, berbarengan pula.

{*}

Setelah selesai membeli aksesoris cewek dengan gambar boyband asal negeri gingseng itu, Shilla dan ke-tiga mengawal cueknya itu melanjutkan perjalanan.

Kali ini sudah ditentukan yang berjalan didepan adalah Shilla dan Gabriel, 一Shilla berjalan didepan karena dialah tuan rumah, jadi otomatis tau jalan一 lalu dibelakang mereka disusul dengan Alvin dan Rio.

Namun, entah bagaimana, tiba-tiba Alvin sudah berada diantara Gabriel dan Shilla, mereka berdua kembali asik mengobrol entah tentang apa 一yang pasti Shilla tidak mengerti sama sekali一 maka perlahan tubuh Shilla berangsur-angsur mundur hingga kini sejajar dengan Rio.

"Alvin kurang ajar!" gumam Shilla kesal.

"Kenapa? Karena ganggu acara berduaan lo sama Gabriel?"

Shilla sontak menoleh kearah Rio, Shilla enggak salah dengar kan? Rio yang berbicara kan? Tapi kok nadanya sinis begitu?

"Hah? Bukanlah!!!"

"Oh..."

Dih? Si Rio ini kenapa sih? Kok mendadak aneh gitu? Apa jangan-jangan Rio emang aneh dari dulu yak? Cuma Shilla baru tau sekarang?

Tiba-tiba Shilla merasakan ada aliran hangat ditangannya, saat gadis itu menoleh, dia mendapat tangan Rio tengah menggenggam tangannya dengan lembut.

"Supaya lo enggak hilang lagi." ujar Rio pelan, namun pandangannya masih fokus kedepan.

Sebenarnya Shilla ingin membalas ucapan Rio, tetapi entah kenapa bibirnya terkunci rapat, lagipula genggaman tangan Rio ini sungguh hangat dan Shilla merasakan hangatnya bukan hanya ditangan yang digenggam Rio, tetapi juga sudah naik kewajahnya. Ya kalian betul, wajah Shilla sudah memerah sekarang.

Diam-diam dibalik tundukan wajahnya 一Shilla menunduk karena takut Rio tahu kalau wajahnya memerah一 Shilla tersenyum kecil. Dan setelahnya Shilla dapat merasakan genggaman Rio ditangannya makin kuat. Apa Rio menyadari perasaannya?

Dan malam itu pun dilewati mereka dengan sebuah genggaman, Shilla juga berharap malam ini tidak akan pernah berakhir.

Flashback End

{*}

"Kayaknya lagi seneng tuh. Daritadi senyum-senyum mulu." ujar Oik.

Ahh si Oik ini ganggu Shilla banget deh. Udah tau Shilla lagi ngehayalin saat Rio kemarin menggenggam tangannya, aduh... Hangatnya masih terasa sampai sekarang.

"Engga kok. Eia Ik gimana kabar si Ozy?"

"Tumben lo nanyain Ozy?" Eia benar juga kata Oik, kok tiba-tiba Shilla jadi nanyain Ozy yah? Yak masa Shilla kangen Ozy? Cowok tengil gitu emang pantes apa dikangenin?

"Haha enggak papa cuma yaaa..." duh, bingung kan mau ngomong apa? Aha bahas tentang Kak Rizky aja deh

"Eia Kak Rizky tahu Ozy enggak sih sebenarnya?"

"Taulah." jawab Oik kalem.

"Tapi kok masih suka deketin lo sih? Idih..." Shilla bergidik sendiri, masa Kak Rizky tipikal cowok perebut cewek orang sih? Engga mungkin banget, tapi... ah enggak tahu juga deh. Bingung!

"Kalau yang itu gue enggak tahu deh, eia anterin gue ke-kelasnya Via yuk."

"Ngapain?" tunggu dulu deh... Kelasnya Via, berarti kelasnya Rio dan Alvin juga kan?

"Mau ngasih duit baksos, sekalian mau pinjem catetan Matematika." Ucap Oik dengan menunjukkan amplop yang berisikan uang baksos.

"Oh, ya ayo deh." Lagipula, Shilla juga ingin melihat Rio... Siapa tahu aja, Rio sudah datang jam segini.

{*}

Tadinya Shilla masih menimang-nimang antara mau ikut masuk kedalam kelas Via atau tidak, tapi semua itu terhapus saat Oik begitu saja menariknya untuk masuk kedalam kelas Via.

Dikelas itu seperti kelas-kelas lainnya, berisik sekali!! apalagi saat seperti ini, saat bel masuk belum berbunyi yang artinya guru yang mengajar pun tidak akan masuk kekelas cepat-cepat 一setidaknya sampai bel terdengar bukan?一

Shilla melihat beberapa anak-anak lelaki dikelas Via itu tengah asik mengumpul dipojokan, entah sedang melakukan apa, lalu kedua bola mata beningnya menatap kearah pojokan kelas yang lain, dan begitu tercekat saat mendapati... Rio dan seorang gadis 一yang sepertinya anak kelas ini juga一 tengah asik bermesraan...

Tunggu, bermesraan? Sebenarnya mengobrol sih! Tapi terlihat mesra juga masa?!!

"Shilla?!!" Shilla tak mengacuhkan pemilik suara resek yang memanggil namanya itu, kedua bola matanya tetap menatap Rio dengan intens.

Mungkin, mendengar suara cempreng Alvin memanggil nama Shilla, membuat Rio seketika menoleh kearah Shilla, dan sialnya Shilla belum sempat menatap arah lain, Sehingga pandangan mereka pun bertemu. Bagaikan titik bertemu dengan satu titik lainnya, hingga...

Shilla merasakan hatinya tergores saat melihat gadis disebelah Rio itu 一dengan sengaja一 memegang tangan besar milik Rio.

Dan itu membuat Shilla benar-benar cemburu!!

Lalu, kenapa Rio hanya diam saja??

Apakah gadis itu adalah kekasih Rio??

"Ik... Udah selesai kan? Balik yuk." Shilla cepat-cepat menatap kearah Oik 一yang berdiri disebelahnya一 lalu merengek seperti anak kecil, digandengnya tangan munyil Oik dan diseretnya pelan menuju keluar kelas Via.

Shilla sama sekali tak menoleh kearah dalam kelas Via, tidak menoleh untuk Rio. Bahkan untuk Alvin sekalipun, tunggu deh... Tadi Alvin memanggilnya ada perlu apa yah? Ah maklumin saja, Shilla masih agak linglung karena hal tadi, jadi begini deh...

"Lo kenapa sih?"

Eh? Kok Oik tahu???

"Kenapa gimana sih?" tanya balik Shilla.

"Tadi dikelas Via, lo aneh tahu enggak?"

Aduh, Oik please jangan bahas sekarang deh! Tak tahu apa temanmu yang satu ini tengah dirundung rasa patah hati?

"Enggak apa-apa Ik..." Oik terlihat menatap Shilla dengan mimik wajah ketidakpercayaan yang dibalas Shilla dengan tak acuh.

'Sekali lagi maafin gue yah Ik, gue emang enggak bisa cerita sekarang tapi lain kali gue pasti akan cerita.' janji Shilla dalam hati.

Ngomong-ngomong soal Rio... Kalau gadis yang tadi benar-benar pacarnya, lalu kenapa kemarin malam Rio menggenggam tangannya begitu erat yah?

Apa benar itu hanya agar Shilla tak kabur lagi?

Apa benar begitu?

Tapi, saat itu... Shilla benar-benar merasa perhatian Rio tuh berbeda,

Jangan-jangan Rio tipekal cowok PHP??

Argghh taulah, pusing lama-lama mikirin cowok macam Rio itu.

SELESAI



NO COPAS yaaa :) hargain karya orang lain :3 :D


Tidak ada komentar:

Posting Komentar